Sebuah tawaran tentang peradaban dalam merajut cita-cita bersama, menemui buta. Bagaimana bisa menuju masa depan jika hanya masa lalu yang masih terfikirkan? Pantaskah hari ini menjadi orang yang merdeka? Tak perlu menyalahkan sebuah kegelisahan, jika pintu hitam pun masih terbuka lebar. Jangan hanya katanya, tapi buktikan dengan tindakan yang nyata! Tak ada yang salah dari kenangan, hanya saja tidak selalu harus terkenang. Merdeka saja dalam teriakan, menetes darah bersama perjuangan, namun bayang-bayang kelam tak pernah hilang. Selalu berputus asa terhadap Rahmat Tuhan. Budak yang merdeka, masih dalam penghambaan manusia karena masa lalu yang tak pernah dibiarkan berlalu. Bagaimanapun juga, setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya. Tidak peduli bagaimana masa lalu itu berjalan, jadikan pembelajaran namun, jika selalu menganggap masa lalu sebagai Tuhan, perspektif dan paradigma pun bisa berubah. Karena yang dijalani adalah masa kini untuk merancang masa depan bukan ...