Skip to main content

Posts

Showing posts from 2016

Never

Never Bersama tekanan masihkah ada ketenangan? Tenang dalam fikiran lagi tindakan Mungkinkah hanya egoisme yang akan memenangkan pertarungan? Ah sudah lupakan Batin yang tertekan pastikah selalu melupakan? Indahnya kebersamaan Never...

Sahabat Waktu

Sahabat waktu Hembusan udara menyatu dalam helaan nafas panjang Mengeringkan tenggorokan dengan lidah terjulur Lelah tanpa luka Di tengah kerumunan sahabat antara keributan malam Ayunan waktu terdengar sendu mendengkur Pelan, pelan, dan pelan Menikmati irama lagu dari sudut kotak remang Pagi pun menjelang menghentakkan dingin Waktunya bermimpi dengan kebebasan asa menanti siang yang menjulang Bersama waktu dan terik matahari menyengat otak hingga berpikir bersama lagi

Anjng Tanah

Anjing Tanah yang Terkubur Berkeliaran anjing-anjing tanah buas dan hitam Memakan rumput, batu, dan bangkai Gerombolan anjing-anjing tanah mulai mengintai Diam sangat harum semerbak menipu Merongrong kucing-kucing pintar dan santun Mencakar majikan kucing yang bodoh tak berakal Terkaman dari belakang menikam tajam Mencuri berlian lalu kabur dibawa lari Terhenti langkah kaki yang terinjak duri Duri-duri ranjau jebakan si kucing Terjerumus menuju lubang kematian Terdengar gaungan kucing dengan berani 06 Garis Sumatera

Garis Keras

Keras dan Cerdas Pembentukan kami aneh jika dipandang dari sudut keanehan. Cara kami kotor jika berpikir secara kotor. Laku kami brutal jika merasakan dengan kebencian. Kami keras tapi kami cerdas. Tiap kata yang diucap punya makna, tiap laku yang dibuat punya tujuan. Masihkah ada yang berani menentang? Apakah itu karena kalian tidak sama dengan kami? Jika itu bodoh, sampai saat ini pun kami tetap bodoh. Kita harus lebih baik dalam memandang keburukan, karena keburukan jika dipandang dengan kebaikan maka kami menuju kebenaran. Simpel saja, apa yang kamu pikirkan masih jauh dengan apa yang Impikan.

Rasa dalam Pena

Rasa dalam Pena Untaian kata demi kata Melepaskan satu persatu rasa Membelenggu amarah meraih bahagia Akankah semua tercurah dalam bait aksara? Kalimat tersusun bersama pena Berisikan tinta menodai ungkapan jiwa Tak begitu indah, namun itulah rasa Terbungkus dalam balutan kasih, sayang, dan cinta Berakhir dengan titimangsa raga Hasrat dan pesan untuk Dunia Tak selalu mata menjadi peraga nyata Adalah hati yang merasa Menerangi jalan menuju merdeka bersama aksara 05 Garis Sumatera

Bengkulu

Bengkulu Bengkulu Kota kecil di pulau sumatera Adalah bagian tanah Indonesia Bersama rafflesia bunga raksasa Menjadi persada nusantara Bengkulu Permai di pinggir samudera Membentang selaksa arah Dalam tembok raksasa Tempat sandera binatang tanah Bengkulu Kaya dan melimpah Menunggu layar terbuka lebar Dari tepi tampak penantian Senyum keluarga para nelayan Bengkulu Asri, hijau, alami Mengalir air dari ketinggian Wisata alam yang menyegarkan Terngiang kicauan alam Bengkulu Udaranya sejuk tanahnya subur Terhampar hijau dedaunan Aroma harum nan menggiurkan Karya petani sayur mayur dan buah-buahan Bengkulu Tempat elok menjalin kasih Bersama teman dan keluarga tercinta Menikmati hembusan alunan angin Ayo Indonesia mengutara menuju bumi Rafflesia 04 Garis Sumatera

Cinta

Cinta Rinai hujan yang membuat peluh tak ingin mengintip. Berbicara cinta, tentang pengorbanan dan tanggung jawab. Kepada siapa kita harus cinta? Semua agama telah mengatur dengan sebaik-baiknya. Ya! Itulah cinta, didefinisikan untuk hal yang sangat kita sukai sehingga bisa menjadi patuh dan semangat tinggi dalam menjalani kehidupan. Bagaimana menjalani cinta? Harus lebih, lebih, dan lebih. Memberikan penghambaan, kasih sayang, dan perhatian yang lebih. Lebih-lebih lagi uang.hehe (itu kalo over matre sih).  Jika rumput yang selalu diinjak itu mampu berteriak, seluruh dunia akan mendengar. Sebagai manusia yang cinta kepada sang pencipta apakah itu kesalahan? Kuakui memang, apapun yang dicintai pastinya fokus pada kebahagiaan tanpa memikirkan yang lain. (Itulah cinta yang salah) karena cinta seperti itu akan meningkatkan persentase kebencian. Aku tetap cinta kepada pencipta meski ciptaannya kuhancurkan. (Wrong statement just reality). Cintailah apa yang kau anggap spesial, prioritas, d

Alunan Angan

Alunan Angan Desir angin berhembus Di malam ini tanpa bintang Tatkala hujan datang Memimpi cita dan angan Koyakkan kulit hancur Tersayat risau yang menghalau Membuyar kehendak Mengharga mimpi sendiri Tak mewah tak megah Gubuk derita mengisyarat cita Berilmu terapan kata Rangkai membeli harapan

Malam Membayang

Kelam petang Malam kelam melayang-layang Aku terbang mebayang Melihat rindu yang hilang Melayang-layang kelam Mengarungi langit menggugurkan bintang Malang tak datang cinta pun menghilang Kembalilah sayang

Kiasan Mimpiku

Kiasan mimpiku Pernahkah dikau berbicara tentang bersamaku menyambut pagi? Meninggalkan mimpi Memadamkan api-api aurora Memberanikan diri mengambil satu aksi Meski cahaya rembulan tenang menyambut mu malam itu Kerlip bintang menemani... Memberi kasih padamu! Takutkah dikau terlelap dalam tidurku? Membiarkan kiasan kata dusta Menyelimuti hati dan ragamu Membuat ragu, tapi... Aku siap mati untukmu! 02

Fatmawati dan merah putih

Fatmawati dan Merah Putih Jemari menari mengukir irama Dua warna bersatu padu membahana Menebar harap para pemberani Pembasmi tirani tak bernurani Jahitan demi jahitan  Menelisik asa jauh ke depan Untaian benang merah di atas putih Suci nan gagah berani Cipta karya mu abadi untuk negeri Mengudara terkibar menjunjung pertiwi Seolah berteriak mengetuk hati  Tulus dan lembut dari Ibu Fatmawati Membara jiwa dan memesona Tertancap panah sang maestro laga Merah putih membentang asa Sembah Rafflesia untuk Indonesia 01

Embun Pagi

Embun pagi Mendekap jemari Menyentuh... Senyum sambut pagi Tumbuh... Menentang palang Menyengat... Bulir-bulir rindu Merasa... Hangatnya cinta Dari mentari Menyemai.. Ke seluruh pelosok negeri

Retakan Kaca

Retakan Kaca Saat pecah dan terbelah Puluhan keping berserakkan tercetak Tak beraturan menggeletak Menghilang bentuk bukan fungsi Memancarkan keburukan tanpa kebohongan Mampu melukai menyilu tajam Sayatan pantul dan membayang Dari retakan kaca Tak mencela, mengada, dan berbahaya Hujan, 2016_07_11

Aksara Buta

Aksara Buta Tetesan sang pena  Mengalir seirama Bermakna tiada tara Menggores tinta cinta Membait mengaksara Menodai putih suci  Menyempurna mata yang buta Lukisan hati Tersirat memoar jiwa Bernada perlahan merasa Gelombang emosi Melepas amarah kuasa Titik tanpa koma Berakhir bahagia suka cita  Bersama aksara buta 07-11-2016 Akasia

Meretas Waktu

Meretas Waktu Detik waktu terus berputar Menggusar Luluh lantah terdampar Berderai Gundah pikiran risau hati Memanjat dan jatuh Terkapar terburai Menyelami mimpi Membual emosi Tertidur ragu Meretas waktu Penghibur daku Penghancur amarah Menikmati perjalanan kaki

Aku dan Saksi

Aksi dan Saksi Tuhan, aku sedih sekali hari ini Dimana ilmuku tak cukup banyak untuk itu Akankah kau memaafkanku?  Salahkah jika kuserahkan pada kuasa? Bukan penguasa, mereka bersumpah atas namaMU di bawah kitab suciMU. Aku sedih, sedih, dan sedih Negara ini besar, tak seperti yang mereka bayangkan. Aku tak membela yang salah, tapi Aku mengakui salah itu sebagai pembelajar Untuk selalu mengingatMU. Tak satupun dari mereka memiliki cinta yang lebih dari utusanMU Aku tahu dan Maafkan aku Tuhan. Hujatanmu kawan jauh dari kata jihadmu Menebar murka meraih dosa Apakah engkau sudah merasa lebih? Saksi ini kupalsukan karena aku adalah salah.

Bahasa Rejang

Bahasa Rejang Pertama, kita harus tahu apa itu Rejang? Yups, Rejang adalah salah satu suku yang terdapat di Provinsi Bengkulu. Suku-suku Rejang tersebar dibeberapa tempat, seperti kepahiang (Rejang Kepahiang), curup, (Rejang Musi), lais (Rejang Pesisir) Bengkulu tengah, dan taba penanjung (Rejang Empat Lawang) serta Lebong (Rejang Lebong). Beberapa suku tersebut memiliki perbedaan Dialek dan Istilah tertentu. Bahasa rejang memiliki akasara sendiri yaitu Ka Ga Nga. Dalam pengucapannya bahasa Rejang harus berpacu pada tulisan sehingga dapat dibaca dengan baik. Contoh : Mang(g)a, jun(j)ung;Tanda kurung mengisyaratkan bahwa huruf tersebut hampir tidak terbaca namun tetap dibaca; , Keme;huruf e disimbolkan dengan lambang petik atas maka dibaca e seperti re dalam kata me-re-ka, jika e tanpa lambang petik di atasnya maka dibaca seperti me pada kata me-re-ka; Ten-gik dan tengik; tanda strip(-) berguna menuntun pengucapan dari kata yang memiliki arti berbeda. Untuk nada baca dari bahasa reja

Aku

Aku Adalah budak yang terus diperbudak Oleh kecanggihan zaman Kemegahan dan gemerlapnya kehidupan Menjadi robot pun kuiimpikan Tapi kau harus tau.... Aku suka menjadi budak! Ambigu, adalah tanya.. Nyata, hanya aku bisa menjawab... 24-10-2012 SemangArt

Lemea

Lemea Begitu khas aromamu Dari bambu yang baru tumbuh Memberikan kelembutan Mengisahkan kasih yang terus membayang Bersama irisan ikan putih Tercampur dalam satu irama Membaitkan rasa luar biasa Tak mungkin untuk dilupa Pedas dan gurihmu Tumbuh kelezatan disetiap kunyahan Dinikmati bersama keluarga Adalah lemea yang penuh rasa 22-10-2016

Aku Temanmu

Aku Temanmu Ingatkah waktu kita dahulu saling merangkul bahu? Menceritakan keluh kesah dan rasa Hitam kelam kelabu merona merah jambu Hentakkan kaki seperti detik berputar Tak tampak sedikitpun ujung jalan penantian Alas kaki menjadi saksi bisu Kini berdebu dan usang termakan waktu Tawa lepas dan gigi kuningmu menyilu pilu Membuang semua malu dan kaku Keringat yang mulai menguapkan bau menyengat Selalu terhirup tanpa risau Menikmati itu tanpa ragu Engkaulah teman seperjuanganku Tetaplah berdiri usah engkau kalut padaku Yang kumuh dan bau Aku temanmu. Imaji, 20161018

Fasa

Fasa Menjalani hari dengan penuh warna Canda tawa untuk bahagia Tegur sapa untuk bersama Semangat dalam berfasa Menaklukan hari dengan penuh logika Tinta pena untuk menganalisa Kertas putih untuk berkarya Berusaha dalam berfasa Menikmati hari dengan penuh makna Melangkah jauh untuk dunia Menatap fokus untuk jiwa Bersyukur dalam berfasa 17-10-2016, Fasa Apa Entah?

Permata Buta

Permata Buta Dunia itu tak seindah permata Kala asinnya laut hanya rasa Hujan membanjiri kota Angin menghancurkan rumah Dan matahari membakar jiwa Uang itu bukanlah dewa Kala ladang menjadi surga Air mengalir melimpah ruah Ramah tama terhias menghias wajah Menyambut pagi matahari buta Menanti senja menghangatkan raga Mengikis jiwa untuk bergelora Demi bangsa dan negara Abdimu sungguh luar biasa Semangatmu tak pernah patah Matamu tak terlihat lelah Selalu berkarya untuk Indonesia Bengkulu, 15-10-2016

Aku yang Berjuang

Aku yang Berjuang Kali ini aku kembali tersadarkan Bahwa Tuhan yang menciptakan "Kelebihan dan kekurangan" Dalam berjuang untuk bertahan Kelebihan tak perlulah dibanggakan Kekurangan pun tak patut dikhawatirkan Petik saja rangkaian bintang dan Tebarkan di keheningan malam Kali ini aku kembali tersadarkan Tuhan juga yang menciptakan "Kebahagiaan dan kesedihan" Dalam perjuangan yang cukup melelahkan Kebahagiaan bukan sebuah kepuasan Kesedihan pun bukanlah satu penyesalan Melirik saja disekitarmu dan Tebarkan senyum keikhlasan SemangART Cakrawala, 13-10-2016

Merpati Putih

Merpati Putih Sayap-sayap mengepak dan menari Mengikuti arah serta kata hati Berkumpul membentuk strategi Mencari butiran padi yang berisi Kawanan merpati putih menghiasi Langit pagi ini di atas bumi Engkaukah tuan si merpati putih? Jauh terbang tapi kembali Akasia, 12-10-2016

Senja

Arti Waktu Satu Hari memiliki waktu Terdiri dari Pagi, siang, dan senja Pagi adalah awal yang baru Siang adalah proses Dan senja adalah akhir Senja merupakan suatu tujuan Serta kebijaksanaan dalam melakukan proses Senja jualah yang menentukan sehingga menjadi satu titik penerimaan dalam berproses Oleh karena itu, senja merupakan sebuah kebahagiaan, tujuan, dan sebagai sebuah keagungan dalam mejalani hari. Cuplikan VN yang dituliskan 09-10-2016

Senyum Penipu

Senyum Penipu Senyum-senyum berseri ditebarkan Seolah menyemai benih di daratan Disiram untuk memetik harapan Mendapat kebahagiaan untuk disimpan Wajah merah merona memancarkan warna Penuh corak dan motif indah Memesona mata yang lelah Dan fikiran yang sedang gundah Senyum-senyum berseri yang ditebarkan Mengecoh mata yang penuh kesedihan Berbinar menitikkan air dalam hujan Menjadi air mata kebahagiaan Petang Kelabu, 07-10-2016

Antara

Antara Angkuhnya dunia bila mata tak ingin melihat Bila mata tak ingin melihat, hati menjadi lebih berharga Antara mata dan rasa Kerasnya karang bila kepala terselip amarah Bila kepala terselip amarah, cinta menjadi pereda Antara Amarah dan cinta Tingginya gunung bila kata terselip dusta Bila kata terselip dusta, maka logika akan berwarna Antara dusta dan logika

Mimpi

Mimpi Dalam lelap tidur panjangku Waktu itu malam kelabu Terbawa menuju khayalku Tenang di bawah sadarku Tampak mereka datang padaku Bercerita melepas rindu Bahagia memberi senyum palsu Karna itu bunga tidurku Surat mimpi yang dikirimkan Waktu itu malam kelabu Menjadi bisu dan berlalu Hingga terbangun dari lelapku Mimpi, 03-10-2016

Minggu Pagi

Minggu Pagi Pancaran sinar mentari Gemercik menyinari Bunga-bunga mekar  Daun-daun terlihat segar Kantuk tak kunjung pudar Tergeletak di atas kasur yang terbuka lebar Minggu pagiku yang samar-samar Tumbuh mengakar 02-10-2016

Terbelenggu

Terbelenggu Tahukah kau dik? Kejahatan apa yang belum pernah kulakukan? Tahukah kau dik? Berapa banyak teman dan kolegaku? Tahukah kau dik? Uang itu tak ada artinya? Tahukah kau dik? Kerasnya lautan? Tahukah kau dik? Setiap hal adalah ilmu? Tahukah kau dik? Apa yang harus kau lakukan? "Bersyukur, bekerja, dan Ikhlas" Sadarkah kau dik? Tuhan tak pernah membatasi makhluknya? "Ingat saja itu" Sepercik celotehan sang pengarung lautan. Malam hujan bersama gerobak di pinggir jalan. Pagar Dewa, 02 Okt 2016 " Ewin Pangabean " Entah siapa

Gagak Hitam

Gagak Hitam Mata elang dalam gelap Lengkingan suara dunia hitam Mencengkram pohon di keheningan Sigap terkam mengoyak lawan Kuku-kuku tajam bermata empat Panjang dan rapat tak terikat Kepakan sayap mulai terangkat Bersiap terbang membidik akurat Meluncur terbang seekor gagak hitam Mengitari malam di bawah rembulan Menyendiri menjajaki lawan Terbang, terkam, dan cengkram Melahirkan satu kebahagiaan di atas satu penderitaan Malam minggu

Dasar Negara

Dasar Negara 5 sila yang dirumuskan Tokoh bangsa dan negara Menyatukan keragaman Agama, ras, dan budaya Demi Indonesia sejahtera Tertulis hitam di atas putih Sebagai pedoman yang abadi Pegangan diri bernilai tinggi Mendasar di hati seperti api Membara dan berkobar dengan berani Pancasila bersama Indonesia Mengayomi setiap jiwa dan raga Padamu Pancasila Dasar negara penuh makna Jaya, jaya, dan jaya Selamat hari lahir Pancasila Matahari pagi, 1 Okt 2016

Mencumbu Badai

Mencumbu Badai Akhir-akhir ini Kotaku banyak kenangan Baliho dan pohon jatuh berserakan Menghadang jalan dan kendaraan Syukur tetap ku panjatkan Karna badai tak merenggut korban Meskipun itu bencana Tapi selalu ku rasa sebagai anugerah Tuhan tak pernah marah Karna Tuhan maha pemurah Badai tetaplah menerpa Tanpa mengorbankan nyawa Angin bertemanlah Kan kucumbu kau dengan do'a Semoga membawa berkah Kepada badai yang mengarungi bumi Rafflesia 29-Sept-2016, badai berlalulah

Hitam

Hitam Dunia kelam bersama para penyamun Duduk dalam lingkaran dan bersulang Berteman kaca hitam dan asap yang bertebaran Butiran kacang tanah dalam kesenangan Melupakan ingatan penuh syetan Bergerak liar dan menggeliat Terbatas dalam satu khayalan Terasa kejam mencekam Kepada malam yang tak pernah kelam Bayang hitam terus membayang Putih suci tak pernah berarti Sensasi kelam dunia malam Kejam dan kejam mencoreng hitam Seperti arang membara, membakar rasa dan logika

Halusinasi

Tanah Kosong Sudut-sudut terbentuk memojok  Dipenuhi ilalang yang menjulang Tepi yang mulai terkikis perlahan habis Akar bambu terlihat menjalar Tak terawat dan usang Bisikan suara alam tak mengasikkan Terdengar mendengung berputar Bulu roma berdiri satu persatu Mulut terus menggumam tak tentu Sorot mata yang mulai sayu Sekejap memandang tanah kosong yang tak bertuan Menyapu sendu merasuk kalbu Malam ini semoga cepat berlalu

Meraih Hujan

Meraih hujan Butiran air menghujam seperti peluru Tajam menembak menghidupkan Mencerca dan memaki bumi Terlihat kontras, kelompok flora tersenyum bahagia Sederhana tak perlu mewah Dedaunan yang beraroma kaca Terbalut embun tetesan hujan Bening bagai permata, indah! Kilauan yang memesona Fokus mata menyejukkan suasana Menyambut pagi dan mentari Menanti senja yang berarti Raga yang tak berdaya Adalah bukti cipta sang Kuasa Itulah sesempurna raga Seperti tanah yang tertawa Meraih hujan untuk senja yang bijaksana Akasia, 25-09-2016

Mendenda Asa

Mendenda Asa Sirna.... Cinta yang pernah ku bangun untukmu Lenyap.... Bahagia yang pernah aku rasa Musnah.... Itu hanya sebagian dari mendenda asa Karena..... Mutlaknya cinta itu tak pernah sirna, lenyap, apalagi musnah Meskipun.... Yang berjuang sudah dilupakan Namun.... Hati takkan pernah menyalahi perasaan Ikrar.... Bukanlah pembatas yang memisahkan Ungkapan.... Adalah cara untuk memberikan kepercayaan Andai.... Ungkapan adalah dusta Maka.... Tak ada tindakan tanpa ungkapan Sejatinya... Membangun cinta adalah asa Asa... Ada detik, perjalanan, dan pengorbanan Dan akhirnya.... Aku tetap bersama cinta, Senja di teras rumah, bait mimpi bersama teriakan Toa masjid yang menggema. 24 September 2016

Tolerans

Tolerans Suatu hal yang saat ini terus menjadikan beberapa perpecahan akibat golongan-golongan yang tak ingin menerima perbedaan. Bukan negarawan, bukan ahli agama, dan bukanlah seorang organisator yang pandai berbicara. Goresan ini hanyalah sebuah keharusan yang memang diakui harus dijalankan secara pribadi dan tidak untuk menyadarkan orang lain agar mengikuti. Saya yang hanya hidup jauh setelah kemerdekaan dimana tak lagi merasakan perang fisik antara satu dan yang lainnya. Banyaknya literasi yang menyediakan cuplikan sejarah bangsa Indonesia dan agama. Hal itu cukup untuk saya mengetahui bagaimana dahulu para pejuang dan pahlawan membela bangsa demi kebebasan yang bertanggung jawab. Tapi tidak akan pernah menjadi tafsir diri sendiri untuk memperoleh kebenaran. Sebab itu pula, kita tak perlu terus membenarkan diri tanpa mengakui kebenaran orang lain. Mengatasnamakan bangsa Indonesia sebagai pegangan maka harus diteruskan dengan mengatasnamakan perbedaan dan toleransi. Sikap yang ba

Kala Kecil

Kala Kecil Waktu kecil itu, waktunya bermain Bermain layaknya anak-anak Ceria dan penuh tawa Menangis pun sambil tertawa Lucunya hal itu Saat aku tak kenal dunia Tak kenal susah Apalagi Cinta Semua permainan dicoba Tak kenal lelah apalagi waktu Semua yang membuat bahagia Itu karena dia, teman kecil Kotor itu biasa Luka? hal yang lumrah Panas? teman bersama Tapi, kalo dilanda panas tinggi Ibu tercinta yang marah Bahagia itu tak perlu mewah Karena kecilku mengajarkan kesederhanaan di mana hidupku berawal Bersama teman-teman tercinta Akasia, 2016

Sejarah Akasia

Sejarah Akasia Jalan kecil yang biasa disebut gang ini terletak di ujung kelurahan Pagar Dewa. Pagar Dewa? Iya, siapa yang tidak tahu tugu burung Garuda! itulah Pagar Dewa. Kala itu Akasia merupakan lahan kosong yang penuh dengan semak belukar, pohon rindang, dan penuh mistik. Bagaimana tidak, jalan ini dibatasi oleh sungai dan muara. Wajar saja jika dahulu seperti itu ceritanya. Seorang bapak pemberani yang membuka lahan seorang diri "Sidut namanya". Waktu itu dia ingin tinggal bersama keluarga kecilnya di suatu daerah yang terpisah. Itu pula yang membuat si bapak ditawarkan oleh rekannya agar tinggal di Hibrida dengan lahan yang luas. Namun, si bapak tidak mengindahkan dan terus mencari tempat hingga ditemukanlah Akasia (dahulu tak bernama). Keputusan untuk menetap menerima banyak kritikan dari rekan-rekannya karena daerah tersebut belum layak huni oleh manusia. Jika tekad dan hati sudah selaras hanya Tuhan yang menjadi pegangan. Akasia dibuka, (jreng_jreng) jalan seta

Tanah Pusaka

Tanah pusaka Jutaan jiwa menghuni raga Terpisah dan membentuk pola Dari Aceh hingga Papua Satu semboyan "bhineka tunggal ikha" Itulah tanah pusaka. Indonesia !!! Menjunjung keadilan mencapai sejahtera Di tengah samudera yang penuh dengan corak warna Bermacam suku, ras, dan agama Dalam satu tanah, tanah Pusaka !!! Sangsaka merah di atas putih Gagah berani nan suci Berkibar dan membentang Menggenggam cakrawala dunia Satu nusa, satu bangsa. Indonesia Pusaka !!!

Kehilangan

Kehilangan Tahukah dirimu? Betapa sulitnya aku kala itu. Aku dengan rasa maluku mengoyak keberanianku. Mengapa? Dirimu itu spesial. Oh... Sungguh berbeda rasanya saatku bertemu wanita sepertimu Sadarkah aku? Jika sadar itu bisa diukur maka kesadaranku mencapai titik maksimal yang terukur. Masih saja aku lakukan? Bodohnya diriku yang tak perduli kepada kesadaran itu. Apa? Tugasku mencoba karena harapku kepadamu. Tentang keputusan? Menyiksaku memang, hingga detik ini kuakui. Kamu di mataku bersinar membuka retina hingga berbinar, meski langit tak mungkin dijunjung oleh semut. Tapi ini CINTA !!! Kehilangan? Iya! Berharap? Yakinku bersama Tuhan dalam do.aku untuk namamu. Mencoba lagi? Pastinya, tapi kontenku tak jauh seperti dulu. Bagaimana? Aku di sini memikirkanmu! Biarkan do.a yang berjumpa mengetuk hati sang permaisuri pujaan hati. Apa yang kuinginkan? Ending di pelaminan. Bahagia dan bersama, hingga usia tak lagi ada. Akasia, 12-09-2016 Dirimu hilang tapi cintaku ma

Terurai

Terurai Dulu... Beberapa hari yang lalu? Terasa lama sekali hal itu? Itu sudah berlalu Sukaku melirikmu Karenaku mencintaimu Intipku lakumu Karenaku menerimamu Lupa? Tak akan mungkin Selamanya tak mungkin Bagaikan tawar yang tak pernah asin Hari ini? Aku tahu itu Makna besar dan membesarkanmu Lagi dan lagi... Dari kejauhan aku ucapkan Selamat mengingat dan mengenang Kasih sayang yang penuh kebahagiaan Semoga selalu terurai Kebaikan yang menumbuhkan manfaat. Happy birthday's Malam yang pernah kuimpikan, Akasia, 02-09-2016

Hi..

Hi... Tak perlu kau ingat Tak perlu kau kenang Biarkan aku yang mengingat Biarkan aku yang mengenang Di hari bahagia ini, Banyak prestasi yang telah kau raih Berbagai profesi telah menanti Antara hidup dan studi Selamat berbahagia, Semoga kau bisa menggapai cita Mulia untuk merdeka Wahai engkau perempuan Indonesia Dari kejauhan aku ucapkan Harapku yang terbaik untuk masa depan Happy Graduation Menjelang fajar, 30-08-2016

Asap Kehidupan

Asap Kehidupan Akankah engkau selalu dikatakan racun? Itukan ciptaan Tuhan. Teruskah engkau diburu untuk dimusnahkan? Apakah kalian tidak mengambil suatu pelajaran? Daun hijau yang dikeringkan Menghasilkan aroma yang membuat tenang Terbang, melayang, merasakan kebahagiaan Terima kasih hijau dedaunan dan asap kehidupan.... Fly, fly, and save flight

Mandiri teknologi

Mandiri Teknologi Wahai engkau putra bangsa Bangsa Indonesia Tanahmu bak surga Membentang seluas samudera Dulu engkau dijajah Menumpahkan keringat dan darah Demi Indonesia Merebut kekuasan untuk Merdeka! 71 tahun sudah, kita merdeka Telah tercipta sejarah baru Dari masa ke masa Untuk menyongsong Indonesia maju Mari kita bersama-sama Mengisi kemerdekaan dengan hal yang nyata Untuk satu Indonesia Indonesia jaya! Harapku pemuda bangsa Bersama teknologi yang pernah dirundung luka Menjadikan Indonesia selalu berkarya Dengan teknologi canggih ciptaan putra bangsa Indonesia teruslah mengudara tanpa lelah Kepakkan sayap dan cengkram cakrawala Tunjukkan pada mereka! Kita bisa berdiri sendiri Untuk Indonesiaku mandiri teknologi. Akasia, 18-08-2016

Rasi Bintang

Rasi Bintang Bertaburan dan berkelip Di sepanjang malam Mencengkram langit dan merajai awan Membentuk keindahan Terpana mata tertuju menatap Barisan bintang yang mengkilap Menemani tanpa mengakhiri Hingga fajar menghinggapi Hai pelangi, aku tak mengharapmu datang Karena malam bukanlah siang Biarkan aku tenggelam bersama rasi bintang Yang tersusun indah membentuk pola Tenggelam dalam, Akankah engkau datang? Menghiasi lautan awan kalbuku.... Malam biru, tak sendu !

Metrologi Cinta

Metrologi Cinta Cinta tak dapat diukur Sekalipun dengan teknologi canggih Karena cinta adalah rasa Dari hati dan perasaan Cinta itu takkan pernah mati Hanya saja ada yang pergi Cinta juga tak berdimensi Hanya saja ada yang tahu diri Pergi, pergi, dan pergi Menjauh, jauh, dan semakin jauh Kembali, kembali, dan kembali Menjadi kekasih hati Namun tak tahu kapan itu terjadi lagi Sore hari, mengingatmu dulu 05-08-2016

Warna warni

Warna warni  Di tengah keramaian Dalam malam yang damai Berkumpul dalam satu lingkaran Berfikir dan beradu kemampuan Berpacu dengan teman Menahan bahkan mematikan lawan Lirikan mata yang sangat tajam Bagai harimau yang ingin menerkam Ronde-ronde terlewati Duduk di atas kursi mati Kepada hati yang sedang berstrategi Itulah permainan remi yang penuh warna warni Lomba Song, Akasia Street

Enggano Island Part 1

Angin, Gelombang, dan Daratan di Tengah Samudera Ya Awaika ....  Ucapan salam dan sambutan hangat di sebuah pulau bagian selatan Kota Bengkulu, ya! pulau Enggano. Sebuah perjalanan singkat dan gila bagi saya seorang pemula untuk mengarungi samudera, merasakan hembusan angin dan gelombang laut yang sangat menusuk. Keberangkatan kami dimulai pukul 17.00 WIB dari pelabuhan kapal Pulau Baai Bengkulu menuju pelabuhan Enggano Bengkulu Utara. Saat memasuki kapal, kepuasan sudah mulai terasa yang ditandai dengan semangat membara untuk berlayar. Ketika itu juga tergambar jelas dalam pikiran untuk langsung mengabadikan momen penting ini lewat kamera Handphone. Menuju kapal bagian atas tanpa pengahalang, tubuh ini langsung bersentuhan dengan angin yang menerpa, tak terhiraukan karena pemandangan yang sangat indah melupakan segalanya! Jingga matahari adalah momen yang paling ditunggu-tunggu dan hasilnya pun memuaskan....Pengambilan gambar terhenti, ketika matahari tak lagi muncul ke permukaa

Hari Bersejarah dan Penuh Makna

Hari Bersejarah dan Penuh Makna Waktu demi waktu hadir dan berlalu Melukiskan satu sejarah Menciptakan karya yang penuh makna Dari berbagai pelosok Indonesia Lewat karya menjadi wadah tempat bercerita Berbagi gagasan dan bertukar pikiran Lalu menggoreskan dengan penuh harapan Berguna bagi nusa dan bangsa Tiada terasa telah lama berjumpa Pada hari yang sangat indah Hari dimana pertama kali dimulai Melahirkan jiwa-jiwa yang berkarya Dan sekarang adalah hari yang bersejarah Dan engkau telah bercakrawala Menggenggam Indonesia bahkan Dunia Selamat berbahagia di hari yang bermakna Teruslah berjaya hingga karya tak lagi berharga Di Pinggir Jalan Akasia, Pagar Dewa Kota Bengkulu

Senja sejarah di Bumi Rafflesia

Senja Sejarah di Bumi Rafflesia Senja...adalah waktu yang tepat ! Menikmati indahnya bumi Rafflesia Saat itu aku duduk di atas tempat yang bersejarah Yang menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Bengkulu Merebut kekuasaan demi kebebasan... untuk merdeka!!! Mata yang jernih akan berbinar Tertegun indah ciptaan sang Kuasa Terhampar samudera yang luas Membentang sepanjang jalan Tuhan... karyaMu sungguh luar biasa. Suasana sejarah merasuki jiwa Ditemani meriam-meriam baja Yang pernah merenggut nyawa Dan ruang-ruang kosong Yang pernah menyiksa Potret sejarah sangat jelas menelisik mata Tembok-tembok yang menjulang tinggi Ditopang jeruji-jeruji besi Menjadi bukti bahwa di sana ada derita Kala itu adalah derita Namun kini, adalah tempat berbagi cerita Bercanda tawa, bersua, dan berbagi cinta Matahari sore yang menusuk mata Membelenggu menghangatkan suasana Sejarahmu terus dikenang Darahmu adalah pahala yang mengalir Pengorbananmu adalah cinta Pahlawanku engkaula

Selaras rindu di keramaian

Selaras rindu di keramaian Aku, dikau, dan yang lainnya Duduk bersama dalam satu meja Bercanda melupakan cinta Entah apa bualan kosong belaka Ditemani senja dan aroma bahagia Bertemu sapa, bersua, dan bersuara Irama yang taj jelas ke mana Tapi nada masih penuh canda Sekarang sudah tak lagi sama Ada cinta dan jalan yang berbeda Akan ku ingat masa-masa terindah Mengenang perjuangan penuh rasa Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Bengkulu

Langit

Langit Hey rembulan begitu jauhnya dikau Akupun tak merasakan kehangatan Sepercik cahaya engkau pancarkan Menyinariku yang sedang duduk di taman Cahayamu menembus dedaunan Membentuk garis dan bayangan nyata Engkau kujadikan teman Dalam dingin dan gelapnya malam Hey langit begitu luasnya dikau Akupun tak tahu berapa banyak bintang yang membentang Membentuk pola dan gambar yang memukau Sungguh menenangkan Langit, bintang, dan rembulan Hilang bersamaan Karena pagi telah datang Apakah siang mengajarkan perpisahan? Sepertinya tidak... Hanya saja engkau sedang jauh melintas dan menghias di Pagi Hari, saat terbangun dari Tidur

Kota Donok

Kota Donok Desa kecil di kabupaten lebong, kota Bengkulu. Kota bersejarah tempat seorang putri lahir yang bernama Namori, dialah Ibuku! 4 jam perjalanan darat melewati buki-bukit yang menjulang. Lika-liku jalan menjadi musuh terberat. Pemandangan yang indah menjadi teman terbaik. Kesejukan udara sekitar adalah kasih yang dirindukan. Kota donok dahulu kala memiliki seorang Raja, namun itu tinggal kenangan. Banyak tokoh adat, agama, masyarakat, dan guru menjadi bukti kekejaman PRRI waktu itu. Mereka diculik dan dibunuh, tanpa nurani. Kota donok, memiliki pembangkit listrik tenaga air yang dibuat memanfaatkan aliran danau Tes yang dibendung berkat perjuangan pribumi cerdas dan keras. Saat ini telah banyak anak cucu keturunan pribumi yang sedang berjuang mencari ilmu dan semoga bisa membangun desa tempat dimana ia berasal tanpa lupa akan penantian. Banyak wisata yang bisa memanjakan mata untuk dinikmati bersama keluarga. Bengkuluku tercinta....

Empat Malaikatku

Empat Malaikatku Kasih dan sayangmu Pertama untukku Engkaulah ibu Kasih dan sayangmu Mengajarkanku Engkaulah keluargaku Kasih dan sayangmu Membuatku bertahan Engkaulah sahabatku Kasih dan sayangmu Adalah masa depanku Engkaulah cintaku Kebahagiaan dan kesetiaan Engkaulah empat malaikatku Menyusuri dan menyelami Dasar dan relung hatiku Gubuk Cinta, Akasia

Semilir Rindu

Semilir Rindu Tiupan angin selaksa badai Hanya menggoyahkan dedaunan Tak membuat rapuh Berhembus meyejukkan Sekumpulan unggas mencari makan di rerumputan Mematuk dan mencakar Nyanyian burung yang menari di udara Membuat suasana menjadi lebih bermakna Sengatan matahari pagi Menyinari dan memberi kebahagiaan Menghangatkan semesta Membuat lupa akan gelapnya kehidupan Tak kusangka, Rindu ini terus bersama Melawan butanya cinta Semilir berhembus semesta merasa Biarkan terus berhembus Hingga engkau tahu Aku dengan keseriusanku Mengingatmu, yang kurindu

Menunggu Matahari

Menunggu Matahari Tetes demi tetes jatuh Udara dingin mulai menusuk kalbu Sinar bulan pun mulai teduh Tertutup awan kelabu Rintik pilu di malam sendu Sesak ditemani pikiran yang rancu Embun pagi mulai terbang Bersama angin dan gelapnya malam Terlintas jauh masuk menuju pintu Pintu lama yang penuh debu Tertutup rapat dan terikat Jaring laba-laba yang tampak melekat Detik perlahan pergi Menghampiri waktu yang lebih tinggi Jangkrik tak lagi berbunyi Udara segar menemani Pagi telah datang Namun rindu tak menghilang Siang pun menanti Bumi menunggu matahari

Menari di Atas Duri

Menari di atas duri Kaya, sejahtera, damai, dan sentosa Indah nan asri bumi pertiwi  Membentang seluas samudera Mengudara sepanjang masa Berpijak di atas duri Menari dan bernyanyi Kicauan burung dan suara angin Mengiringi dengan nada tinggi Jika datang untuk pergi Apakah pergi untuk kembali? Tak perlu harus pergi Karena ranting tahu diri...

Andai

Andaii... Langit senja kali ini  Kurang bersahabat dengan matahari Hamparan awan menutupi, putih dan putih.... Teduh memang... ditambah angin yang bertiup perlahan Dari kejauhan semua terlihat sama, Lautan awan ! Luas ! ingin rasanya aku terbang,,, Menggapai awan, melihat dunia, dan bahagia Menari bersama burung layang-layang  Bersama.... dan terbang Andai.... Aku ingin melihat  Hijaunya alam yang membentang Luasnya pantai panjang Hiruk pikuk perkotaan dan mungkin dirimu..... Langkah-langkah kaki dan suara Terdengar riuh... Aktifitas di sore hari, Iya! Berbagi tawa, menebar senyum,  Bergembira dan melepas dahaga Terima kasih Tuhan... Hari ini sudah terselesaikan :D Esok.... Adalah hal yang harus direncanakan dan pastinya selalu disemogakan Semua kehendak Tuhan... Tetapi kita... Harus tetap berencana, karena rencana adalah wacana Tuhan Aku ingin esok bersamamu! Meski hari ini aku sendiri.... https://www.youtube.com/watch?v=z1YVuy5r1Sg

Diriku

Diriku... Nada-nada yang tak teratur Tak enak untuk didengar Dilantunkan dengan ketulusan Adalah nada yang bermakna Berhembus seperti badai Menggoyahkan kaki Memungut dedaunan yang bersemi Menggetarkan hati Sang penguasa hatiku Pemilik jiwa dan raga Berikanlah cinta yang indah Agar diri tak pernah salah akan arti Riak air yang bersuara Tempat bermain nan asik Memandang senja nan indah Berdua menyinari jiwa Getaran jiwa bergejolak natural Diredam untuk berhenti Karena cinta ini Sudah memilih dirimu sebagai tambatan hati

Dirimu

Dirimu... Aku memilih... Kepada rasa dan cinta Aku memilih... Untuk resiko yang terberat Aku memilih... Dirimu sebagai kekasihku Terbanglah dengan indah Menggapai awan dan luasnya lautan Tak perlu hiraukan hujan Karena matahari akan selalu bersinar Berdiri kokohlah Menghasilkan buah yang menyegarkan Tak perlu hiraukan badai Karena akar akan selalu mengikat Teruslah berjalan Untuk sebuah arah dan tujuan Tak perlu hiraukan jalan Karena kendaraan akan tetap berjalan Berlayarlah menerjang lautan Mencari jalan dan keindahan Tak perlu hiraukan ombak Karena kapal akan terus berlayar Gapailah tanganku Karena aku selalu menunggumu Raihlah diriku Karena aku ingin berlayar bersamamu

Ilusi

Mekanika Rasa Berputar seperti poros Untuk berjalan dengan keseimbangan Bergesekan seperti fluida Untuk mengalir melewati tekanan Bergerak seperti transmisi Sebagai jembatan perjalanan Panas udara dan bahan bakar Melaju dengan kecepatan Sistem pendingin pada mesin Mempertahankan sebuah keutuhan Aerodinamis pada kendaraan Menahan gesekan dan pembebanan Rasio pada gearbox Mendapatkan performa yang diinginkan Perlakuan panas pada material Mencapai sebuah tujuan Melihat dengan mikroskop optik Mengetahui secara detail Proses permesinan menghasilkan geram Kesempurnaan dengan manfaat Kontrol pada temperatur Mendinginkan, menjaga, dan meningkatkan hubungan dalam sistem Mekanisme piston Memberi tekanan, menghasilkan putaran Itulah mekanika rasa Tuhan selalu memberikan analogi dalam cinta dan kehidupan 

Sekilas

Laboratorium Material dan Metalurgi Teknik mesin Universitas Bengkulu memiliki 4 bidang jurusan, yaitu konversi energi, material dan metalurgi, konstruksi dan perancangan, serta teknologi produksi. Peminatan tersebut hanyalah sebuah fokus terhadap tugas akhir yang akan dikerjakan, dikarenakan lulusan S1 adalah lulusan yang general di bidang teknik mesin. Kali ini saya akan memperkenalkan salah satu bidang yang terdapat di Teknik Mesin UNIB yaitu, material dan metalurgi. Memiliki laboratorium dengan peralatan yang memadai, yaitu : 1. Alat Uji Tarik, digunakan untuk mengetahui sifat mekanik bahan dengan cara merusak. Sifat mekanik yang didapatkan setelah pengujian adalah kekuatan dan keuletan. Alat uji tarik 2. Mikroskop optik, digunakan untuk melihat fasa-fasa dan struktur yang ada pada bahan.    Mikroskop optik 3. Alat uji kekerasan, digunakan untuk mengetahui nilai kekerasan dari suatu bahan. Alat uji kekerasan 4. Tungku pemanas, digunakan untuk memberi

Angin

Angin Berhembus dingin menusuk jiwa Merasuk dan membunuh pikiran Terus melayang tak terlihat Terbayang dan menghantui malam Memecahkan keheningan Memberikan kedamaian Bagai teriris sembilu dan tertusuk duri Menghujam hati dan perasaan Bersama angin, terbang ke atas awan Agar dunia bisa menyaksikan Betapa berat rasa ini Namun, biarlah aku yang merasakan Angin pagi, hembuskanlah kesejukkan Dalam kehampaan demi kebahagiaan Angin.... Sampaikan dan bisikkan Aku di sini merindukan dirinya.

Rembulan

Rembulan Cahaya terang,  Menyinari dan menyejukkan. Panasnya terik matahari, menjadi tak berarti. Bagaikan hujan di hamparan lautan. Berharap diri tak dikuasai emosi. Yang meleburkan perasaan karena setitik awan menutupi. Jadilah engkau penenang hati Menjadikan masalah tak berarti Tak ada kata yang kutujukan untuk menyakiti Karena itu hanya pandangan diri Mohon dimengerti dan mohon untuk dipahami . Aku ingin menjadi rembulan Untuk menemani malam yang sunyi Meredakan emosi, memberikan kehangatan diri. Cintailah aku seperti ini...... Di malam dingin, bersama Rembulan

Diary

Ketika Fajar Berakhir  Memulai aktifitas dengan suasana kebersamaan merupakan sesuatu yang tak bisa tergambarkan. Banyak canda, tawa, dan permainan yang terjadi saat itu. Meski waktu terus memburu namun suasana kekeluargaan masih tercipta tanpa keheningan, karena hidup hanya sandiwara. Indahnya nusantara terlihat saat langkah kaki serentak mulai menghentak. Waktu saat ini hadir dan mengajarkan arti kesempurnaan, harapan besar terbesit untuk keberlangsungan. Semua harapan bukanlah kenyataan yang pada akhirnya setiap manusia memiliki jalan sehingga hal itu adalah pembelajaran dan pengalaman yang tak akan pernah dimiliki orang lain. Tetap berjuang kawan, hidup ini cobaan, rintangan terus menghadang, badai terus menerjang, satu kata untuk kita, mari bertahan dalam menghadapi semua tantangan.

Indonesia

Indonesia 1. Macan Asia yang Tertidur 2. Agraris 3. Seribu Candi 4. Kepualauan 5. Balinesia 6. Keberagaman Merupakan beberapa julukan asing terhadap bangsa Indonesia, saat ini menurut saya Indonesia adalah negara Konsumen. Semua hasil kekayaan alam diEkspor dan dikembalikan lagi untuk diKonsumsi di negeri sendiri. Tertinggal dalam bidang teknologi, sehingga banyak teknologi asing yang dijadikan bahan Konsumsi. Budaya barat yang memudarkan bahkan menghilangkan budaya bangsa karena terlalu banyak diKonsumsi tanpa ilmu pengetahuan yang berarti. Oleh karena terlalu banyak mengKonsumsi, orang-orang di Indonesia termasuk saya adalah orang dengan mental Korupsi. Bangsa yang besar adalah cita-cita, bukan hal yang nyata karena kami lupa akan sejarah cita-cita bangsa. Tujuan Korupsi adalah memperkaya diri tanpa menyadari. Akhirnya, sebuah kesimpulan yang dapat saya cantumkan adalah negara Indonesia merupakan negara Konsumen dan Koruptor terbesar di Dunia.

Karenamu

Karenamu Tinta yang terus mengalir menggoreskan perasaan dan gejolak jiwa, Sosokmu sederhana, namun terlalu mewah bagiku. Karenamu aku menghargai, Karenamu aku menyadari, dan Karenamu aku memilih, Aku ingin jauh untuk menggapai, Namun, apalah daya tangan tak sampai. Karenamu adalah mimpiku, Karenamu segalanya bagiku. Maafkan aku atas perasaan ini. Karena bersamamu, Mengingatkanku pada ketulusan hati. Dirimu....

Gerhana Matahari

Gerhana Matahari Demi langit dan bumi, Demi matahari dan rembulan. Itulah tanda kuasa Tuhan. 9 Maret 2016, Engkau tunjukkan kebesaranMu. Untuk jiwa yang kecil ini, aku berdo'a atas kebesaranMu Tuhan. Udara sejuk dan embun di pagi hari terus menenangkan hati. Hijau asri dedaunan sekitar, menjadi saksi sejarah hari ini. Engkau perlihatkan garis nyata perputaran bumi, Mengorbit mengelilingi matahari. Teknologi canggih engkau anugerahi, Jiwa menjadi bersih adalah harapan diri. Padamu Ibu, padamu Bapak, padamu keluargaku, Restui aku untuk menjadi abdi bernurani. Seperti sang gerhana matahari yang disambut umat seisi bumi.

Cahaya

Seberkas Cahaya Dalam Kegelapan Apapun yang diinginkan pasti telah ditentukan. Walaupun engkau melihat dengan mata terpejam, Merasakan dengan pendengaran, dan Berjalan tanpa kaki. Kepantasan yang tak terungkapkan, Kebenaran yang masih diragukan. Dalam setiap kesulitan, banyak kesempatan. Karena itu, memandanglah dengan logika dan perasaan. Keindahan yang tak terbatas, Kebebasan yang terus berteriak untuk memohon. Itulah Cipta Tuhan, Kesederhanaanmu menghasilkan cinta yang tak bertuan. Semoga kesempatan ini benar untukku, Walau banyak yang meragukan. Untukmu, cahaya terang dalam kegelapan.

Menjemput Matahari

Menjemput Matahari Engkau cinta yang sempurna Engkau cinta yang menyejukan Engkaulah rembulan yang menerangi malam dan Engkau pula matahari yang menyinari bumi Syair indah dan sering dilantunkan Jika rindu ini memang untukmu aku tak berharap lebih akan rindu yang berbalas Jika sayang ini untukmu aku juga tak berharap lebih untuk sayang yang berbalas Aku tahu.... yang baik untuk yang baik pula, dan hal itu tak akan mungkin ketika Aku yang berharap Namun, Cinta ini besar dan sejati untukmu. Setidaknya aku telah menceritakan lewat tulisan, dan aku tidak berharap engkau membacanya Aku debu dan engkau gurun, Sangat jauh..... Aku tahu apa yang aku lakukan saat ini Seperti Menjemput Matahari Namun aku sudah bahagia pernah bertemu cinta Tak terbalasku Terima kasih tuhan, meski aku berharap kesempatan itu datang.

Sejatiku

Sejatiku Cinta adalah suatu keabadian yang murni Tanpa alasan, karena cinta merupakan cipta Tuhan Cinta juga hanyalah sebuah teriakan dalam kehampaan dan, dilupakan bukanlah sebuah realita dalam cinta karena cinta itu sejati Cinta sejati akan membawa menuju kesetiaan Cinta sejati tak berfikir banyak yang lebih indah namun, Cintalah yang membawa keindahan Karena cinta,,, Kita bisa melihat, mendengar, dan merasakan ketulusan serta kesempurnaan Rencana Tuhan kepada insan yang memiliki hati dan perasaan Tidak bermaksud menyalahi aturan, namun apalah daya karena semua kehendak sang pemilik jiwa dan raga Demi cinta sejatiku, Bahagialah  karena dirimu akan kubahagiakan. Meski cinta adalah takdir Tuhan dan engkau bukanlah sejatiku Aku harus tetap berjuang karena hidup bahagia untuk jiwa yang indah 

Semangatmu

Semangatmu Teriknya matahari padamu pahlawanku Dinginnya malam padamu pahlawanku Berkobar semangatmu, bergelora jiwa dan ragamu Merelakan darah menetes jatuh  Merebut kembali tanah air menghijaukan bumi pertiwi Hanya satu.... Untuk kami generasi penerus Maafkan kami karena terlalu mudah menyerah terhadap masalah Selalu menyalahkan kekuasaan, mengkritisi kebijakan Tanpa memberikan solusi sedikitpun Mulai saat ini.... Perjuanganmu, pengorbananmu, dan pengabdianmu kepada bangsa akan kami ukir dalam hati, Agar kami menjadi abdi bernurani. Padamu pahlawanku.

Keheningan Malam

Keheningan Malam Detik-detik berjalan tanpa menghiraukan Perlahan tapi pasti, menjadikan penglihatan semakin membayang Siulan karya Tuhan terdengar seperti nyanyian tanpa kata Terasa indah, meresapi kesunyian dan keheningan. Hingga pada akhirnya, Nafas kian memburu, pikiran yang melayang, kepenatan yang hilang, kedamaianlah yang dirasakan Berharap waktu membisikan bahwa esok akan bercahaya. Terlelaplah untuk ketentraman dan sambutlah hari esok yang menjanjikan Selamat malam untuk jiwa yang terindah. Taken By : SriHar

Perempuan Terindahku

Ibu Jiwamu yang mulia bidadari peghuni surga. Sosokmu yang tegar, pamrihmu yang tiada terbatas, menjadikan engkau tauladan bagiku. Kasihmu yang tulus, cintamu yang mendalam, mendekapku dalam pelukan. Dunia bercerita bahwa engkaulah makhluk pilihan, sehingga semesta alam berdo’a atas kebaikanmu. Tuhan jagalah ia seperti ia menjagaku dan Lindungi ia seperti ia melindungiku. Bahasa kalbu yang engkau ajarkan, adalah pengantarku untuk menyongsong masa depan. Tak satupun yang bisa aku balas, melainkan do’a yang selalu aku panjatkan. Setiap tetesan keringatmu, adalah pahala yang mengalir bagimu dan, setiap do’amu adalah restu untukku. Terimakasih, untuk perempuan terindahku “Ibu, Ibu, dan Ibu”