Menunggu Matahari
Tetes demi tetes jatuh
Udara dingin mulai menusuk kalbu
Sinar bulan pun mulai teduh
Tertutup awan kelabu
Rintik pilu di malam sendu
Sesak ditemani pikiran yang rancu
Embun pagi mulai terbang
Bersama angin dan gelapnya malam
Terlintas jauh masuk menuju pintu
Pintu lama yang penuh debu
Tertutup rapat dan terikat
Jaring laba-laba yang tampak melekat
Detik perlahan pergi
Menghampiri waktu yang lebih tinggi
Jangkrik tak lagi berbunyi
Udara segar menemani
Pagi telah datang
Namun rindu tak menghilang
Siang pun menanti
Bumi menunggu matahari
Tetes demi tetes jatuh
Udara dingin mulai menusuk kalbu
Sinar bulan pun mulai teduh
Tertutup awan kelabu
Rintik pilu di malam sendu
Sesak ditemani pikiran yang rancu
Embun pagi mulai terbang
Bersama angin dan gelapnya malam
Terlintas jauh masuk menuju pintu
Pintu lama yang penuh debu
Tertutup rapat dan terikat
Jaring laba-laba yang tampak melekat
Detik perlahan pergi
Menghampiri waktu yang lebih tinggi
Jangkrik tak lagi berbunyi
Udara segar menemani
Pagi telah datang
Namun rindu tak menghilang
Siang pun menanti
Bumi menunggu matahari
Comments
Post a Comment