Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2017

Big days

Untukku dan Ibu Terkenang dalam satu khayalan yang hingga kini aku pun tak pernah merasakan. Waktu itu, di bulan suci yang penuh dengan ampunan semua amalan dan pahala dilipatgandakan oleh Tuhan Pencipta Semesta Alam. Saat dimana matahari berada di ufuk barat setiap insan muslim berkuasa menanti waktu adzan. Aku ditakdirkan untuk melihat dunia dalam kaca mata cinta seorang Ibu. Tentunya tangisanlah yang pertama ku teriakan dan harapku tangisan tersebut menjadi kebahagiaan dalam penantian. Sekarang aku sudah tumbuh menjadi laki-laki dewasa berkat kasih sayang dan ketulusan Ibu. Keinginan untuk membahagiakan terus bergumam dalam pikiran selagi raga masih dipenuhi kekuatan. Ibu perempuan terhebatku sediakala senja memerah tak membara menjadi perantara dunia dalam kehangatan dan kegelapan.

Alam Kuasa

Alam Kuasa Ketika Bangsaku terlihat gaduh Rakyat terlalu paham akan filosofi kehidupan Politik tidak lagi menunjukkan kebenaran Diujung jalan banyak para buruh Tangisan dan rontaan Menggemuruh pada lautan Hanya kehampaan dan ketiadaan Karena kita terlena kepada kekuasaan Teman..buka matamu barulah engkau memandang Pasang telingamu lebar-lebar Dengarlah sebelum berbicara Karena kita banyak tidak paham Bukan permasalahan terselesaikan Hanya kebencian yang terukir dalam sanubari Aku hidup di alam kesenjangan 17-02-2017

Rusuhnya Negeri Ini

Rusuhnya Negeri Ini Kuasa adalah kuasa Berkuasa untuk menguasa Permainan tetaplah permainan Memainkan dan dimainkan Api abadi ada di negeri ini Begitupun kisruh abadi Selalu ada dan tak pernah berhenti Untuk apa kerusuhan terus dilakukan? Jika tanpa kuasa Tanpa penguasa Rakyat tak juga berdaya Biarlah terjadi dan tak usah dipedulikan Tunggulah Esa Tuhan yang memadamkan 14 februari 2017

Mata Najwa

Catatan Najwa dari Bumi Rafflesia Bengkulu, dikenal dengan bumi Rafflesia Berwarna merah seperti langit diwaktu senja Kota kecil berjuta cerita Fatmawati, ibu negara penuh pesona Bak mata Najwa yang selalu memukau mata Kala sejarah mengeluarkan tawa Dari atas bersama dinding-dinding tua Mengelilingi bentangan luasnya samudera Menikmati catatan penuh asa dan cinta Goresan indah dan bermakna Terukir cinta kertas putih terselip merah Semoga tetap suci dan abadi untuk Bangsa Berani membungkam kilah-kilah yang salah Memberi kekuatan setiap anak bangsa Dalam catatan mata najwa Insan manusia harus bekerja sama Berkolaborasi untuk (setidaknya) merawat mimpi Indonesia Indonesia sejahtera dan bermanusia Kita harus percaya hal itu akan nyata Lewat langkah dan jeri payah kita semua. Bengkulu, 11-02-2017

Negeri Takdir

Negeri Takdir Detik ini, negeriku mencermin layaknya negeri dongeng Penuh tak sesak dari raja hingga budak Memaki dan mencaci menjadi lumrah Awalnya mulia bermetamorfosa menuju hina Budak dan raja.... Di pondok ranum tempat meminum anggur Bercengkerama bersama lupa pun sedikit gila Bekerja jua membenci hanya untuk raja Hari ini melayang terbang esok pura-pura buta Andai bilah-bilah runcing itu menancap lagi Besi-besi kokoh pun siap meledak kembali Pasti! 10-02-2017

Rindu dalam Bambu

Rindu dalam Bambu Kisah dan mengisahkan Kerinduan dalam bambu Menyembilu pun membunuh Serumpun bambu dan pilu Kisah dan mengisahkan Ruas-ruas bambu dalam rindu Bertingkat tak terukur Lengkungan bambu merindu kalbu Sekitar sungai pinggiran bambu Tertunduk pilu merindu seberang Derasnya aliran jua berlabuh Diamnya rindu sepohon bambu Akasia, sei Febbraio

Geliat Asa dan Rindu

Geliat Asa dan Rindu Ada saatnya dimana seseorang takkan pernah lagi Ketika semua getaran sudah melampaui batas kritis Menjadikan satu isyarat bahwa jalan lain yang harus dilewati Tidak berhenti pada satu jalan yang selalu memberi tangis Padamu hujan, semesta akan rindu dengan limpahan tetesan Walau banjir menggenangi alam raya Padamu matahari, semesta akan rindu akan sengatan terikmu Walau panas menggersangkan jagad raya Dunia juga tak akan berarti jika pergi kemudian lari Namun dunia menjadi lebih berarti Jika terjatuh, sambutan tangan memberi isyarat untuk memaafkan dan menyemangati Berpijak pada dua kaki harap empat mata untuk melihat dunia bersama-sama Menanti api diantara sekam padi 05 Februari 2017

Memanah Gelisah

Memanah Gelisah Seonggok kepingan rembulan Dalam malam gersang kerontang Angin meluncur riuh berbisik penuh kedamaian Menanti rintik dan semaian hujan Cobaan dalam hinaan Bukan untuk membuat gelisah Hati yang resah pun ikut membiak dalam amarah Tetesan air mata jua bersuara Meski tak sampai jatuh terserap tanah Terpaan hujan melarutkan kegelisahan Membidik dari kejauhan Kekuatan yang selalu dalam kehampaan 2 Febbraio 2017

Anak Udik

Anak Udik Wahai engkau rakyat indonesia Sudah berapa lama engkau dijajah? Tak cukupkah waktu itu Masih saja suka di adu domba Dasar udik! Jika mereka saja tertawa melihat kekonyolanmu Mengapa engkau bangga dengan teriakan sampah Pulanglah, belajar dengan tekun Pegang kakimu hentakkan pada batu Sakit bukan? Esok.... Ambil senjata bidik sasaran Tepat atau akurat 01 Febbraio 2017