Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2016

Enggano Island Part 1

Angin, Gelombang, dan Daratan di Tengah Samudera Ya Awaika ....  Ucapan salam dan sambutan hangat di sebuah pulau bagian selatan Kota Bengkulu, ya! pulau Enggano. Sebuah perjalanan singkat dan gila bagi saya seorang pemula untuk mengarungi samudera, merasakan hembusan angin dan gelombang laut yang sangat menusuk. Keberangkatan kami dimulai pukul 17.00 WIB dari pelabuhan kapal Pulau Baai Bengkulu menuju pelabuhan Enggano Bengkulu Utara. Saat memasuki kapal, kepuasan sudah mulai terasa yang ditandai dengan semangat membara untuk berlayar. Ketika itu juga tergambar jelas dalam pikiran untuk langsung mengabadikan momen penting ini lewat kamera Handphone. Menuju kapal bagian atas tanpa pengahalang, tubuh ini langsung bersentuhan dengan angin yang menerpa, tak terhiraukan karena pemandangan yang sangat indah melupakan segalanya! Jingga matahari adalah momen yang paling ditunggu-tunggu dan hasilnya pun memuaskan....Pengambilan gambar terhenti, ketika matahari tak lagi muncul ke permukaa

Hari Bersejarah dan Penuh Makna

Hari Bersejarah dan Penuh Makna Waktu demi waktu hadir dan berlalu Melukiskan satu sejarah Menciptakan karya yang penuh makna Dari berbagai pelosok Indonesia Lewat karya menjadi wadah tempat bercerita Berbagi gagasan dan bertukar pikiran Lalu menggoreskan dengan penuh harapan Berguna bagi nusa dan bangsa Tiada terasa telah lama berjumpa Pada hari yang sangat indah Hari dimana pertama kali dimulai Melahirkan jiwa-jiwa yang berkarya Dan sekarang adalah hari yang bersejarah Dan engkau telah bercakrawala Menggenggam Indonesia bahkan Dunia Selamat berbahagia di hari yang bermakna Teruslah berjaya hingga karya tak lagi berharga Di Pinggir Jalan Akasia, Pagar Dewa Kota Bengkulu

Senja sejarah di Bumi Rafflesia

Senja Sejarah di Bumi Rafflesia Senja...adalah waktu yang tepat ! Menikmati indahnya bumi Rafflesia Saat itu aku duduk di atas tempat yang bersejarah Yang menjadi saksi bisu perjuangan rakyat Bengkulu Merebut kekuasaan demi kebebasan... untuk merdeka!!! Mata yang jernih akan berbinar Tertegun indah ciptaan sang Kuasa Terhampar samudera yang luas Membentang sepanjang jalan Tuhan... karyaMu sungguh luar biasa. Suasana sejarah merasuki jiwa Ditemani meriam-meriam baja Yang pernah merenggut nyawa Dan ruang-ruang kosong Yang pernah menyiksa Potret sejarah sangat jelas menelisik mata Tembok-tembok yang menjulang tinggi Ditopang jeruji-jeruji besi Menjadi bukti bahwa di sana ada derita Kala itu adalah derita Namun kini, adalah tempat berbagi cerita Bercanda tawa, bersua, dan berbagi cinta Matahari sore yang menusuk mata Membelenggu menghangatkan suasana Sejarahmu terus dikenang Darahmu adalah pahala yang mengalir Pengorbananmu adalah cinta Pahlawanku engkaula

Selaras rindu di keramaian

Selaras rindu di keramaian Aku, dikau, dan yang lainnya Duduk bersama dalam satu meja Bercanda melupakan cinta Entah apa bualan kosong belaka Ditemani senja dan aroma bahagia Bertemu sapa, bersua, dan bersuara Irama yang taj jelas ke mana Tapi nada masih penuh canda Sekarang sudah tak lagi sama Ada cinta dan jalan yang berbeda Akan ku ingat masa-masa terindah Mengenang perjuangan penuh rasa Laboratorium Fakultas Teknik Universitas Bengkulu

Langit

Langit Hey rembulan begitu jauhnya dikau Akupun tak merasakan kehangatan Sepercik cahaya engkau pancarkan Menyinariku yang sedang duduk di taman Cahayamu menembus dedaunan Membentuk garis dan bayangan nyata Engkau kujadikan teman Dalam dingin dan gelapnya malam Hey langit begitu luasnya dikau Akupun tak tahu berapa banyak bintang yang membentang Membentuk pola dan gambar yang memukau Sungguh menenangkan Langit, bintang, dan rembulan Hilang bersamaan Karena pagi telah datang Apakah siang mengajarkan perpisahan? Sepertinya tidak... Hanya saja engkau sedang jauh melintas dan menghias di Pagi Hari, saat terbangun dari Tidur

Kota Donok

Kota Donok Desa kecil di kabupaten lebong, kota Bengkulu. Kota bersejarah tempat seorang putri lahir yang bernama Namori, dialah Ibuku! 4 jam perjalanan darat melewati buki-bukit yang menjulang. Lika-liku jalan menjadi musuh terberat. Pemandangan yang indah menjadi teman terbaik. Kesejukan udara sekitar adalah kasih yang dirindukan. Kota donok dahulu kala memiliki seorang Raja, namun itu tinggal kenangan. Banyak tokoh adat, agama, masyarakat, dan guru menjadi bukti kekejaman PRRI waktu itu. Mereka diculik dan dibunuh, tanpa nurani. Kota donok, memiliki pembangkit listrik tenaga air yang dibuat memanfaatkan aliran danau Tes yang dibendung berkat perjuangan pribumi cerdas dan keras. Saat ini telah banyak anak cucu keturunan pribumi yang sedang berjuang mencari ilmu dan semoga bisa membangun desa tempat dimana ia berasal tanpa lupa akan penantian. Banyak wisata yang bisa memanjakan mata untuk dinikmati bersama keluarga. Bengkuluku tercinta....

Empat Malaikatku

Empat Malaikatku Kasih dan sayangmu Pertama untukku Engkaulah ibu Kasih dan sayangmu Mengajarkanku Engkaulah keluargaku Kasih dan sayangmu Membuatku bertahan Engkaulah sahabatku Kasih dan sayangmu Adalah masa depanku Engkaulah cintaku Kebahagiaan dan kesetiaan Engkaulah empat malaikatku Menyusuri dan menyelami Dasar dan relung hatiku Gubuk Cinta, Akasia

Semilir Rindu

Semilir Rindu Tiupan angin selaksa badai Hanya menggoyahkan dedaunan Tak membuat rapuh Berhembus meyejukkan Sekumpulan unggas mencari makan di rerumputan Mematuk dan mencakar Nyanyian burung yang menari di udara Membuat suasana menjadi lebih bermakna Sengatan matahari pagi Menyinari dan memberi kebahagiaan Menghangatkan semesta Membuat lupa akan gelapnya kehidupan Tak kusangka, Rindu ini terus bersama Melawan butanya cinta Semilir berhembus semesta merasa Biarkan terus berhembus Hingga engkau tahu Aku dengan keseriusanku Mengingatmu, yang kurindu

Menunggu Matahari

Menunggu Matahari Tetes demi tetes jatuh Udara dingin mulai menusuk kalbu Sinar bulan pun mulai teduh Tertutup awan kelabu Rintik pilu di malam sendu Sesak ditemani pikiran yang rancu Embun pagi mulai terbang Bersama angin dan gelapnya malam Terlintas jauh masuk menuju pintu Pintu lama yang penuh debu Tertutup rapat dan terikat Jaring laba-laba yang tampak melekat Detik perlahan pergi Menghampiri waktu yang lebih tinggi Jangkrik tak lagi berbunyi Udara segar menemani Pagi telah datang Namun rindu tak menghilang Siang pun menanti Bumi menunggu matahari

Menari di Atas Duri

Menari di atas duri Kaya, sejahtera, damai, dan sentosa Indah nan asri bumi pertiwi  Membentang seluas samudera Mengudara sepanjang masa Berpijak di atas duri Menari dan bernyanyi Kicauan burung dan suara angin Mengiringi dengan nada tinggi Jika datang untuk pergi Apakah pergi untuk kembali? Tak perlu harus pergi Karena ranting tahu diri...