Sebuah Perjalanan Hidup
Hari ini memberikan satu pengalaman serta motivasi dalam menjalankan kehidupan. Obrolan yang agak panjang ini bermula dari "numpang duduk" di Bengkel motor tetangga yang merupakan mantan karyawan dari dealer motor terkemuka. Awalnya iseng bertanya mengapa tidak bekerja sama dengan dealer tersebut dalam hal pemasok barang seperti spare part, oli, dll. Satu pertanyaan yang menghasilkan seribu jawaban. Namun disini saya akan menyimpulkan apa yang bisa kita jadikan sebagai pengalaman dan pembelajaran. Kronologi singkatnya adalah lahir dari keluarga yang katakanlah cukup bukanlah sebuah kehendak kita sebagai anak. Bisa sekolah hingga SMK adalah warisan yang sangat berharga katanya. Tekat kuat yang menyatakan bahwa tidak ingin bekerja seperti ayahnya (seorang buruh bangunan) dengan alasan tidak mampu menjalaninya menjadi sebuah motivasi. Tekat tersebut menghantarkan beliau bekerja di dealer terkenal namun ditempatkan di Kota Bengkulu. Beliau pun sebenarnya setuju dengan itu, namun permulaan saja sudah memiliki kendala yaitu ongkos untuk menuju Kota Bengkulu dari Palembang. Di sinilah pertemanan bagai saudara terbukti, dari hasil patungan beliau pun bisa berangkat ke Kota Bengkulu untuk bekerja. Di sana pun beliau tinggal gratis sebagai penghuni dealer dan diupah 10000/hari. Mungkin bisa dibayangkan bahwa itu hanya cukup untuk makan (Gulai pagi tetak duo 😁). Namun ketekunan dan tekat yang kuat menjadikan beliau terus berkarir hingga menjadi Chief Mekanik yang disanjung khusus perwakilan wilayah Bengkulu dan Regional Sumatera. Pada akhirnya, beliau memutuskan untuk berdikari karena kebijakan-kebijakan selalu tumpul ke atas tajam ke bawah, oleh sebab itu beliau tidak ingin menjadi pisau bermata dua. Sekarang beliau adalah seorang boss Bengkel yang sukses menjalani hari dengan ketenangan dan penuh kebebasan.
Dari cerita tersebut dapat disimpulkan bahwa kita tidak perlu berkecil hati dengan orang-orang yang berseragam karena harta orang tua yang melimpah hingga rela membuang harga diri bahkan agama untuk sebuah jabatan hasil sogokan. Namun berbanggalah ketika kita bisa berjalan diatas kaki sendiri, meskipun terhina dimata manusia. Kemudahan yang Tuhan berikan memang harus dimanfaatkan kepada jalan kebaikan. Merasa terharu atas cerita ini karena sangat berkaitan dengan prinsip yang ku pegang, tidak ingin bekerja dengan sogokan tapi akan berusaha sendiri hingga Tuhan memberikan jalan. Betapa bersyukurnya kita yang dengan jeri payah sendiri mampu hidup mandiri bahkan membuat bangga orang tua. Tetaplah menjadi pribadi yang kokoh dan tangguh karena kenikmatan di dunia bisa digapai dengan tidak mengorbankan kenikmatan di akhirat kelak.
#Day5Ramadhan
Comments
Post a Comment