Sudahkah Kita Bersyukur?
Hari ini berbincang dengan seorang tetangga yang merupakan sosok ayah muda dan biasa saya panggil dengan sebutan "Cik", tadi, kebetulan saya sedang bersepeda keliling gang dekat rumah dan kemudian berhenti menyapa, " Ndak ke mano cik apuk?". Ndak nyari rokok jawabnya. Pinjam dulu sepeda kau, Oke ujarku. Lima menit kemudian ia kembali dan ingin mengajak bercerita. Ia pun langsung memulai dengan Corona, yaa karena sangat berdampak mulai dari sudah tidak bisa kembali ke dusun orang tua, menambah jumlah populasi manusia, dan tentang kondisi pekerjaan. Obrolan kedua issues yang disebutkan masih dalam keadaan santai dan bercanda hingga tertawa bersama Namun, ketika ia menceritakan tentang pekerjaan suasana sedikit berubah karena ia bercerita bahwa proyek pembangunan Bendungan dihentikan sementara (beliau merupakan buruh bangunan di sana). Mulai dari kondisi ketika ia pulang karena Corona, boss yang pusing memikirkan proyeknya, dan beberapa hal tentang itu. Hingga pada akhirnya sampailah ke titik klimaks ia berkata bahwa kita yang tidak bekerja ini seperti manusia kehilangan kaki. Lumpuh bahkan tidak bisa bergerak untuk memenuhi masalah kebutuhan perekonomian keluarga. Dari sana pikiran mulai membawa ke alam rendah sebagai manusia di mata Tuhan. Kita yang selalu bersyukur seadanya sedangkan banyak orang-orang di sekitar bersyukur dengan apa adanya. Bagaimanakah kita sebagai hamba-Nya?Setelah mendengar cerita beliau saya berharap semoga semakin mampu menjadikan diri ini dan kita semua bersyukur atas keadaan secara utuh tanpa mengeluh kepada Tuhan. Banyak hal seperti kita masih memiliki orang tua yang berkecukupan bahkan hidup mewah, masih dibayar atas pekerjaan di tengah pandemic, dan yang terpenting masih bisa berkumpul bersama keluarga adalah suatu hal yang sangat berharga. Tidak patut rasanya ketika kita masih saja mengeluh dengan keadaan karena ternyata Tuhan pun masih sangat sayang kepada kita yang diberikan nikmat kecukupan. Apapun itu, lakukan dengan penuh kesyukuran. Jangan biarkan raga ini hanyut dalam kesedihan dan kegelisahan. Tetap semangat dan selalu tersenyum untuk diri sendiri agar tidak melupakan Tuhan Yang Maha Kuasa atas Segala Sesuatu.
Comments
Post a Comment