Rekayasa Sang Raja Retorika Kalimat-kalimat manis dilontarkan dengan penuh persiapan bukan untuk menjadi kata-kata impian namun hanya untuk sebuah pembelaan bahkan pelecehan. Politikus-politikus yang selalu menjadikan diri seorang yang pakar dan ahli di semua bidang mulai dari ekonomi, agama, pendidikan, kebudayaan, teknologi, bahkan kesehatan. Entah apa yang membuat mereka penuh hasrat untuk memenangkan sebuah kekuasaan sehingga menjadikan Retorika sebagai senjata utama. Banyaka rekayasa-rekayasa yang sengaja dibuat dalam menganalisa, namun lupa akan emosi dan mata yang tak pernah lelah untuk bersuara. Menceritakan keburukan yang dibungkus dengan kebaikan, menyanjung kesalahan dengan mengarahkan kepada pembenaran. Misalnya saja, Perkataan Tuhan dipertentangkan, Pemimpin yang jelas-jelas salah dibela sampai mati, betapa hinanya mereka terkhusus anak-anak muda yang masih perlu berlindung di bawah ketiak mama. Merasa pintar itu tak...
Untukmu Ibu, terima kasih telah membesarkanku hingga aku tahu betapa besarnya pengorbananmu. Melalui coretan ini, aku menggambarkan apa yang sedang dirasakan dengan sebuah harapan semoga bisa tersimpan dan menjadi suatu kenangan yang memberikan ketenangan. "MEMANDANG JAUH UNTUK HAL YANG TERDEKAT" karena "RENCANA MANUSIA ADALAH SEBAGIAN DARI WACANA TUHAN"