Orang tua yang tak muda lagi diberi kesengsaraan dengan tingkah sendiri. Hilang sudah martabat diri dengan tingkah seperti banci. Hancur semua keluarga, termasuk aku yang busuk dimatanya. Ikan memanjat, monyet menyelam, entah apa itu tapi sebuah kenyataan kelam. Ketika aku butuh supporter terbaik, ternyata masih aja ada celah untuk menyudutkanku. Sudahlah aku pasrah Tuhan.
Larut dalam fana, menjadikan diri hina Kuat dalam senyuman Terkadang hanya terpikir dalam ruang hampa Menjadi salah arah Hanya batas yang masih menjelma Yakin diri bisa berhenti dalam dosa Maaf, aku yang penuh hina
Comments
Post a Comment