Di Balik Hujan
Dahulu, hujan adalah temanku bermain bersama mereka yang tak pernah mengenal lelah dan selalu memberikan tawa. Hujan yang mengingatkanku kepada masa-masa di sekolah dasar. Iya! Tak jauh dari rumahku, aku berangkat menuju sekolah dengan dorongan langkah-langkah kecil memijaki tanah-tanah liat yang menanjak dan licin. Peluru! Heh, semuanya harus disiapkan karena aku akan berperang, dengan jaket gelebor dan payung lebar aku melindungi diri dari derasnya hujan. Semangat tinggi untuk bersekolah memang harus membara di dalam jiwa "(Siapa tahu jadi petinggi Negara)". Dengan sepatu yang terbungkus assoy rasanya cukup untuk melewati medan yang ekstrim.. hujan mengajarkan ku bagaimana mengalir melewati rintangan dan tantangan menuju kedewasaan. Terjatuh ataupun terpeleset itu biasa toh kita juga akan tertawa bersama di sekolah. Seperti biasa, sesampai di sekolah aku harus terlihat seperti siswa umumnya, persenjataanku disimpan dan dijaga sebaik mungkin agar tak diambil musuh. Jikalau hujan, pasti tak ada yang berkeliaran, jam istirahat juga dipakai untuk di dalam kelas sambil melihat teman-teman wanita menari melompati karet gelang yang sudah terjalin panjang. Waktu yang berjalan mengantarkanku kepada waktu untuk pulang meski hujan tak pernah menghiraukan. Itulah waktu yang mengesankan, aku bersama teman menerobos hujan.. Senjataku sepertinya sudah tak berguna he... Karena kami akan bermain di dalam siring yang alirannya deras dan jauh... (Arum Jeram) yaa bermain. Tak ada kata lelah, hanya tawa dan bahagia, esoknya mungkin sakit..haha mengasikan memang. Karena kala itu kebodohan kami adalah kebahagiaan.
Satu hari bersama hujan.
Dahulu, hujan adalah temanku bermain bersama mereka yang tak pernah mengenal lelah dan selalu memberikan tawa. Hujan yang mengingatkanku kepada masa-masa di sekolah dasar. Iya! Tak jauh dari rumahku, aku berangkat menuju sekolah dengan dorongan langkah-langkah kecil memijaki tanah-tanah liat yang menanjak dan licin. Peluru! Heh, semuanya harus disiapkan karena aku akan berperang, dengan jaket gelebor dan payung lebar aku melindungi diri dari derasnya hujan. Semangat tinggi untuk bersekolah memang harus membara di dalam jiwa "(Siapa tahu jadi petinggi Negara)". Dengan sepatu yang terbungkus assoy rasanya cukup untuk melewati medan yang ekstrim.. hujan mengajarkan ku bagaimana mengalir melewati rintangan dan tantangan menuju kedewasaan. Terjatuh ataupun terpeleset itu biasa toh kita juga akan tertawa bersama di sekolah. Seperti biasa, sesampai di sekolah aku harus terlihat seperti siswa umumnya, persenjataanku disimpan dan dijaga sebaik mungkin agar tak diambil musuh. Jikalau hujan, pasti tak ada yang berkeliaran, jam istirahat juga dipakai untuk di dalam kelas sambil melihat teman-teman wanita menari melompati karet gelang yang sudah terjalin panjang. Waktu yang berjalan mengantarkanku kepada waktu untuk pulang meski hujan tak pernah menghiraukan. Itulah waktu yang mengesankan, aku bersama teman menerobos hujan.. Senjataku sepertinya sudah tak berguna he... Karena kami akan bermain di dalam siring yang alirannya deras dan jauh... (Arum Jeram) yaa bermain. Tak ada kata lelah, hanya tawa dan bahagia, esoknya mungkin sakit..haha mengasikan memang. Karena kala itu kebodohan kami adalah kebahagiaan.
Satu hari bersama hujan.
Comments
Post a Comment